Ilustrasi penderita Penyakit Kanker |
Palangkaraya(Pantaunews.co.id) Generasi milenial yang berprestasi kelas Dunia karena hasil temuannya membawa manfaat besar bagi manusia dalam melawan penyakit Kanker.
Kali ini tentang kisah sukses dua remaja, Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri yang berawal dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang saat itu semua siswa jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ditugaskan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya.
Aysa teringat nenek temannya yang sembuh dari kanker payudara setelah mengonsumsi 'Akar Bajakah' semacam tumbuhan khas Kalteng, selama 3 bulan. Aysa pun mencari sampel di Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya, serta menemui nenek pengonsumsi akar bajakah dan warga pedalaman yang turut mengonsumsi akar tersebut.
“Orang-orang pedalaman ini meyakinkan kami bahwa batang tumbuhan Bajakah bisa menyembuhkan kanker payudara. Banyak yang telah membuktikan,” ujar perempuan yang lahir pada 15 Januari 2002 itu.
Mereka mengambil contoh akar dan dikirim ke laboratorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kota Banjarmasin. Hasil uji lab membuktikan bahwa akar bajakah memiliki kandungan berlimpah yang mampu menyembuhkan kanker payudara, diantaranya saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan fenolik. Zat-zat tersebut juga diyakini dapat menyembuhkan tumor ganas.
Kabar itu langsung direspons Aysa dan tim, lalu mereka mengolah akar tersebut menjadi bubuk. Proses pembuatannya sederhana. Akar bajakah dikeringkan terlebih dahulu. Dapat secara manual dengan sinar matahari atau menggunakan oven. Lalu ditumbuk dengan alat tumbuk manual ataupun mesin blender.
Uji coba dilakukan kurang lebih 3 bulan dengan memberikan ramuan akar bajakah kepada seekor tikus putih. Ternyata, selama sekitar 2 minggu, sel tumor yang ada di tikus putih menghilang. “Bahkan, tikus itu dapat tumbuh besar dan berkembang biak. Sel tumor yang sebelumnya positif menjadi nol,” ujar Anggi gadis kelahiran Palangka Raya,16 Desember 2002 ini.
Keberhasilan itulah yang akhirnya dikemas menjadi karya ilmiah untuk mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan berhasil menjadi juara. Pemenangnya dikirim ke Korea Selatan (Korsel) mewakili Indonesia pada ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, bersama perwakilan dari 22 negara sedunia.
Luar biasa, ternyata sungguh mengejutkan, karena mereka diumumkan sebagai juara dan meraih medali emas. “Tidak menyangka bisa mengalahkan 22 negara. Kami senang karena bisa membuktikan bahwa anak-anak Kalteng dapat berkreasi dan berinovasi. Mampu bersaing dengan anak-anak di luar Kalteng, bahkan luar negeri,” ujarnya.
Harapan kedua siswi SMAN 2 Palangka Raya itu, agar kekayaan alam di tanah Dayak dilestarikan serta dibudidayakan dan dikembangkan menjadi obat yang beredar luas. Kami ingin penemuan ini dikembangkan dan diketahui masyarakat luas, karena bajakah tidak hanya mampu menyembuhkan kanker, tapi dapat juga digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tumor ganas, mengurangi radikal bebas dalam tubuh, serta meningkatkan kesehatan dan sistem kekebalan.
"Sedangkan harapan penulis, pemerintah yang dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, serta Menteri Perindustrian, bisa pro aktif dan segera menyikapi secara positif, agar duduk bersama dalam rangka perencanaan memroduksi akar tersebut secara fabrikan, karena banyak masyarakat yang membutuhkan.
Penulis : wahyu sutono
Editor : team pantaunews