Politik Praktis Dilarang Bagi Mahasiswa Dan Diperlukan Integritas ,Pesan Menko PMK -->

News

Politik Praktis Dilarang Bagi Mahasiswa Dan Diperlukan Integritas ,Pesan Menko PMK

Sabtu, 21 Juli 2018, 8:14 PM
PantauNews - Ratusan mahasiswa dari 18 Perguruan Tinggi Nasional ( PTN) terpilih menjadi penerima beasiswa Kader Surau. Beasiswa itu merupakan program Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) di bidang pendidikan yang berfokus pada pembentukan dan pembinaan generasi intelektual muda Islam di tingkat perguruan tinggi.



Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono mengatakan, para penerima beasiswa mesti berprestasi dan menjaga integritas. "Sebagai calon pemimpin bangsa, kalian adalah yang terpilih. Maka belajar yang keras, raih prestasi, kerja yang baik dan jagalah integritas," ujar Agus saat Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kemenko PMK, Jumat (20/7/2018).

Dilarang berpolitik praktis

Agus menjelaskan, belajar keras (rajin) adalah kunci utama untuk melangkah dalam meningkatkan kualitas individu seseorang. Dalam proses belajar, pria kelahiran Purworejo ini menekankan agar para mahasiswa tidak terlibat dulu dalam lingkungan aktivitas politik praktis. Ia pun berkisah kepada para peserta sarasehan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahwa jabatannya saat ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang. “Saat ini pun saya masih menjadi pembelajar,” ujarnya

Integritas

Aspek pembangunan manusia, imbuhnya, harus dilandasi dengan integritas. "Integritas adalah sikap menjaga kejujuran pada diri sendiri. Manusia tanpa integritas, maka pasti meaningless (tidak bermakna)," kata Agus. Ia juga merasa prihatin atas pemberitaan akhir-akhir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orangtua kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Saya sangat prihatin, ternyata banyak orang tua sebagai guru pertama dan utama putra-putrinya menanamkan ketidakjujuran kepada anaknya sendiri.
Pendidikan integritas dari orang tua ini perlu dipertanyakan,” ujarnya.

Agus pun melarang keras para penerima beasiswa Kader Surau untuk tidak jujur dalam proses belajar, meraih prestasi, dan bekerja. “Menyontek adalah praktik yang merusak integritas para pelajar. Jika kebiasaan mencari jalan pintas tanpa kerja keras dilakukan terus menerus justru akan merusak integritas kalian. Bukan tidak mungkin nanti akan menjerumuskan kalian, karena setelah bekerja nanti tidak lagi mengutamakan proses atau kerja keras tetapi lebih mementingkan hasil.

Karakter buruk semacam inilah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi. Sebelum mengakhiri arahan kepada calon pemimpin masa depan, Agus mengingatkan agar para Kader Surau merenungkan betul "Seven Deadly Sins" yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi. Ia menargetkan dalam 20 tahun mendatang ingin melihat para Kader Surau mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.

395 orang mahasiswa itu akan menerima bantuan uang kuliah tunggal (UKT), uang saku bulanan, dan pembinaan rutin di asrama.



TerPopuler